أنا أحبك يا رسول الله
Sebelum baca, harus BERSHOLAWAT dulu!,
Allahumma Sholli A'la Sayyidina Muhammad?
Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
Lapangkanlah hatinya
Bahagiakanlah keluarganya
Luaskan rezekinya seluas lautan
Mudahkan segala urusannya
Kabulkan cita-citanya
Jauhkan dari segala Musibah
Jauhkan dari segala Penyakit,Fitnah,
Prasangka Keji,Berkata Kasar dan Mungkar.
Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang
membaca dan membagikan status ini.
Aamiin ya Rabbal'alamin
I REALLY LIKE THIS LINK
Doa Ketika Turun Hujan
Ketika melihat hujan telah tuRun, Nabi biasa membaca dOa di bawah ini :
اَللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
Allahumma shoyyiban naafi’an
“Ya Allah, jadikanlah hujan ini hujan yang membawa manfaat.” (H.R. Al-BukhaRy)
Jika meRasa takut akan kemudhaRatan hujan, maka Nabi mengajaRkan dOa di bawah ini:
اللَّهُمَّ حَوْلَنَا وَلَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Allahumma haulanaa walaa ‘alaynaa, Allahumma ‘alal akaami wazharaabi wabuthuunil awdiyati wamanaa bitisy syajari..
"Wahai Tuhanku! TuRunkanlah hujan di sekitaR kami dan janganlah musnahkan kami. Ya Allah! Engkau tuRunkanlah ia di atas gunung-gunung dan bukit-bukau, di lembah-lembah dan tempat tumbuhnya pOkOk-pOkOk.” (H.R. BukhaRi-Muslim)
DOa ketika Terdengar PetiR/Guruh/Halilintar.
سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ
subhanalladzii yusabbihur ra’du bihamidihi wal malaaikatu min khiifatihi
“Maha Suci Allah yang mana guRuh ini mentasbihkan-Nya beseRta memuji-Nya dan juga paRa malaikat mentasbihkan-Nya kaRena takut kepada-Nya.” (H.R. Malik)
Adab Ketika TuRun Hujan dan MendengaR PetiR/Guruh/HalilintaR:
Ber-tasyakkur, yaitu mensyukuri atas segala nikmat Allah beRupa hujan, kaRena dengan hujan itu bumi yang mati menjadi hidup, tanaman menjadi tumbuh dan beRkembang, buah-buahan yang beRaneka waRna dan Rasa beRbuah di mana-mana sehingga dapat dinikmati Oleh manusia dan binatang.
Ber-tadabbur, yaitu mengenali, menganalisa, menghayati, lalu membesarkan kekuasaan Allah pada kejadian hujan, petir dan geledek.
Ber-tafakkur, yaitu memikirkan tentang segala kejadian yang teRjadi kepada manusia, baik yang membawa kemanfaatan mahupun yang menjadikannya bencana. Semua kejadian dalam alam ini merupakan bukti tanda-tanda kebesaRan dan kemahakuasaan Allah.
Ber-taatsur, yaitu terkesan dengan pelajaRan daRi Allah melalui ayat-ayat kauniyah sehingga semakinmempertebal keyakinan hati teRhadap keMahaEsaan dan keMahaKuasaan Allah.
Ber-ta’awwudz, yaitu berlindung diri kepada Allah dari segala segala hal yang akan membawa bencana dan kemadharatan bagi umat manusia. Dengan selalu beRlindung kepada Allah dengan membaca doa-doa yang telah diajarkan. Oleh Rasulullah SAW semOga segala kejadian yang semula akan berakibat buRuk menjadi manfaat dan maslahat bagi manusia.
Ber-taqarrub, yaitu upaya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah sehingga Allah ta’ala benar-benar meredhai kehidupan kita di dunia dan di akhirat
Ber-taubatan Nasuuha, yaitu memohon ampun atas segala kekhilafan, kesalahan, dosa-dosa dan maksiyat kepada Allah, yang disengaja atau tidak disengaja, yang diketahui atau tidak diketahui dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

YA ALLAH JAUHKANLAH KAMI SEMUA DARI SIKSA KUBUR, HARAMKANLAH NERAKA ATAS JASADKU, KEDUA ORANGTUAKU, DAN SEMUA ORANG YG MENGUCAP "AAMIIN" DIKOMENTAR..
.
Sudah baca Like, komen Aamiin, lalu BAGIKAN dengan Ikhlas!
Rasulullah SAW bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)
TETAPLAH MEMBERI NASEHAT, WALAUPUN ENGKAU SENDIRI BANYAK KEKURANGAN
✍🏻 Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata:
لو لم يعظ إلا معصوم من الزلل، لم يعظ الناس بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم أحد، لأنه لا عصمة لأحد بعده.
"Seandainya tidak boleh memberi nasehat kecuali seseorang yang terjaga (ma'shum) dari kekurangan, niscaya tidak akan ada seorang pun yang menasehati orang lain selain Rasulullah shallallahu alaihi was sallam, karena tidak ada yang ma'shum selain beliau."
Lathaiful Ma'arif, hlm. 19
Bagikan dengan cara klik tombol Facebook, twitter, Goggle+, Pinterest, Blogger, Email dibawah ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar