Untuk memanen pahala dibulan suci Ramadhan, tentulah kita harus menyambutnya dengan
penuh kegembiraan, dan meningkatkan volume ibadah serta memperbanyak berbuat kebaikan.
.
Manusia pada umumya berkeinginan memiliki rezeki yang berkah, keturunan yang berkah, umur yang berkah
dan lain sebagainya.
Kita bisa mengukur keberkahan itu dengan ukuran perubahan wujud dan fisik, Ketika kita punya rezeki
kemudian dimanfaatkan dan dipergunakan di jalan yang di ridhai, dan di cintai-Nya, sehingga rezeki itu
bertambah banyak, dan perubahan wujud rezeki sedikit itu ke yang banyak adalah merupakan keberkahan
karena rezeki itu berkembang dan bertambah banyak.
Demikian halnya juga dibulan ramadhan yang penuh berkah ini,apapun yang kita lakukan akan
dilipatgandakan pahalanya, bahkan tidur orang yang shaum/puasa pun bernilai ibadah, bulan yang agung
yang senantiasa ditungu-tunggu oleh hamba-hamba-Nya yang mukmin, karena kedatangannya penuh dengan
kemuliaan dan keutamaan.
Bulan yang penuh berkah ini adalah bulan ibadah sebagaimana telah dikabarkan oleh Rasulullah SAW,
bahwasanya beliau memberikan berita gembira kepada para sahabatnya, dengan kedatangan bulan
Ramadhan ini, dimana bulan ini Allah SAW membuka pintu-pintu surga, menutup pintu-pintu neraka, dan
dibelenggunya syaitan-syaitan.
Rasulullah SAW Bersabda: “Pada saat masuk awal malam dari bulan Ramadhan, dibelenggu (oleh Allah)
syaitan-syaitan yang durhaka, ditutuplah pintu neraka serta tidak dibiarkan satupun dari pintu neraka yang
dibuka, dibukalah pintu-pintu surga dan tidak dibiarkan satupun dari pintu surga yang tertutup.
Kemudian
dipanggillah orang-orang dengan panggilan: “Wahai orang-orang yang mengharapkan kebaikan sambutlah
(bulan ini dengan kebaikan), wahai orang-orang yang mengharapkan kejelekan berhentilah (dari berbuat
kejahatan & kejelekan)." (H.R. Hasan At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Malik, Baihaqi).
Keutamaan sahur di bulan ramadhan Rasulullah SAW menyebut sahur sebagai Al- Ghadaa' Al Mubaarak
(makanan penuh Berkah), sebagaimana disebutkan dalam dua Hadits Al- i'rbadh bin Sariyah dan Abu Darda
r.a: "Mari makan Al Gadhaa' Al Mubaarak (Makanan Penuh Berkah) yakni Sahur." (H.R. Ahmad, Abu Dawud
dan An-Nasai).
Selama menjalani ibadah shaum/puasa terkadang diantara kita, ada yang meninggalkan sunnah makan sahur
atas berbagai alasan.
Justru dibalik sahur ini sarat dengan kemuliaan dan keberkahan.
Berkah sahur yang paling agung adalah, bahwa Allah SWT telah melimpahkan Ampunan kepada orang-orang
yang menyempatkan waktu makan sahur serta mencurahkan Rahmat-Nya kepada mereka.
Rasulullah SAW: “Makan Sahurlah kalian, karena pada Sahur itu ada Barakah.“ (H.R. Bukhari-Muslim).
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah SAW Bersabda: "Sesungguhnya Allah telah memberikan Barakah melalui
Sahur dan Takaran." (H.R. Asy-Syirazi, sanad hadits Hasan).
Allah SWT dan para malaikat-Nya bersholawat kepada orang yang makan sahur.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Malaikat hanya mendoakan hamba Allah SWT yang di ridhai-Nya,
salah satu hamba Allah yang didoakan Malaikat yaitu kepada orang-orang yang makan sahur.
Malaikat juga memohonkan Ampunan bagi mereka seraya berdoa agar Allah SWT memberikan maaf kepada
mereka yang sahur , dan digolongkan orang-orang yang termasuk dibebaskan dari api neraka.
Dari Abu Sa'id Al Kudri r.a. Rasulullah SAW Bersabda: "Sahur adalah makanan penuh berkah. Oleh karena itu
janganlah kalian meninggalkannya sekalipun salah seorang dari kalian hanya minum seteguk air karena
sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur."
Dari Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath-Thabrani, Meriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a. Bahwa Rasulullah
Shallallah SAW Bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bersholawat kepada orang - orang
yang makan sahur." (Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib
I/519).
Rasulullah SAW memerintahkan dan menganjurkan kita umatnya untuk sahur, karena sebagai upaya untuk
membedakan antara shaum/puasa kita dengan puasa ahlul kitab.
Dari Amr' Bin Al 'Ash r.a. Rasulullah SAW Bersabda: "Perbedaan antara shaum/puasa kita dengan puasa Ahlul
kitab terletak pada makan sahur." (H.R. Muslim).
Makna yang terkandung dari uraian hadits diatas bahwa keberadaan sahur, sebagai barakah sangatlah jelas,
karena dengan makan sahur berarti mengikuti sunnah.
Oleh karena itu Rasulullah SAW sangat menganjurkan kita di bulan ramadhan untuk menyempatkan waktu
untuk bangun sahur.
Imam Ibnu Al Qayyim berkata bahwa: “Tidaklah kelapangan rezeki dan amalan diukur dengan jumlah banyak,
tidaklah panjang umur dilihat dari bulan dan tahunnya yang berjumlah banyak, Akan tetapi, Kelapangan rezeki
dan umur di ukur dengan Keberkahan-Nya.” (Al-Jawabul Kafi karya Ibnu Al-Qayyim).
Oleh karena itu, dibulan ramadhan ini janganlah kita biarkan berlalu tanpa menyempatkan waktu untuk sahur,
karena dibalik sahur sarat dengan keberkahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar